Cerita
3:
Hidup
= Perjalanan, Hidup = Sejarah
Tiap waktu merupakan rangkai dari sejarah. Sejarah yang suatu saat akan kita
ingat sebagai masa lampau. Tidak ada yang bisa mengulang sejarah. Itulah kenapa
kita harus benar-benar menghargai waktu, agar setiap lembar di kehidupan kita
menjadi sejarah yang berkualitas, berguna pada keesokan harinya.
Bahkan Allah Subhana wata’ala pun
bersumpah demi waktu dalam
firman-Nya;
Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya
manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
(QS.
Al ´Ashr Ayat 1- 3)
***
Beberapa
hari yang lalu, saya sempat dikagetkan oleh sebuah pengumuman yang sangat tidak
saya duga-duga. Bahkan, tidak begitu saya harapkan seperti pengharapan di
pengumuman-pengumuman biasanya.
Ya,
hari itu tulisan saya termasuk ke dalam 50 nominator cerpen di KOMPETISI MENULIS yang bekerjasama dengan
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA (No. 32 Atas Nama Astuti Ari Palupi dengan
judul cerpen Penakluk Bono).
Tentu bagi saya ini prestasi yang sangat luar
biasa. Mengingat saya yang sebelumnya yang sudah dikejar DL dan pengiriman
naskahnya mendekati waktu pengumpulan terakhir. Bahkan sebagian lembarnya belum
sempat saya “endapkan”. Cuma satu kata, Surprised! Itu saja sudah cukup
untuk mengungkapkan betapa tidak menduganya kalau tulisan saya yang saya pikir
masih “setengah matang” itu menjadi pertimbangan juri untuk dimasukkan sebagai
50 nominator dari ribuan peserta dari seluruh penjuru Indonesia.
Tetapi tunggu dulu. “Kejutan” ternyata belum usai
sampai di situ. Keesokan hari, lagi-lagi saya mengucap kalimah tasbih dan
tahmid secara spontan. Sebabnya, lagi-lagi si Penakluk Bono masih bertahan dan dinyatakan sebagai 10 Nominator
yang layak memperebutkan gelar juara.
Dan lagi-lagi saya cuma tersenyum menyambut nama
saya ada di beberapa deretan nama-nama penulis lain bersandingan dengan judul
naskah yang tak kalah menarik. Tampak di situ, judul naskah saya menjadi
satu-satunya nominator mewakili daerah tempat saya tinggal. Karena di
pengumuman sebelumnya, ada dua nominator yang mewakili Riau.
Namun apa mau dikata, memang belum rejekinya
untuk menjadi juara dan menggaet piala untuk kedua kalinya. Dan ternyata, Allah
belum juga mengizinkan saya untuk berkunjung ke ibukota dengan upaya saya
sendiri. Langkah saya pun terhenti di sepuluh besar dengan menyisakan 3
pemenang yang saya nilai karya mereka memang hebat-hebat karena berasal dari
beberapa universitas sastra di Indonesia serta mumpuni dalam bidang menulis
yang tidak diragukan lagi.
Akhir kata, tetap semangat nulis karena
Allah!
***
Berikut
sedikit jejak yang mampu saya toreh hingga saat ini:
1. Juara II Lomba Menulis Puisi STANIA FAIR 2011
Kategori Mahasiswa
2. Juara Harapan lomba menulis cerpen Minda
Group Pekanbaru, Riau 2011 (Di sini, tulisan saya masih sangat sederhana, dan syarat dengan
gaya puitis khas saya, hehehe… )
3. Antologi Puisi Tema
Ramadan
Yang berminat bisa pesan
Judul: ATAS NAMA BULAN YANG DICEMBURUI
ENGKAU.
Berisi limapuluh sembilan sajak para pengukir
cahaya Ramadhan.
Penerbit : AG Publishing, 2011
ISBN : 978-1-105-12780-9 HARGA: Rp.
32.900,- (Belum Termasuk Ongkir)
untuk pemesanan ketik :
ANB#NAMA_LENGKAP#ALAMAT LENGKAP#JuMLAH#No. telp ke 08197964001
4. Antologi Puisi Tema Masjid
Judul: DI SEBUAH SURAU ADA MAHAR UNTUK MU
Penulis : Ady Azzumar, dkk
Penyunting : TINTA Media
Design cover : Anonim
Desain Layout Isi : Anonim
Cover color : laminasi matt ap230
Tebal Halaman : + 450 halaman
cet. 1, 2011 : 13,5 x 20cm
Penerbit : TINTA Media
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Cetakan I, 2011
cet. 1, 2011; 13,5 x 20cm
ISBN : 978-
5. 25
Nominator Cerpen Sastra Edukasi LPM Pers STAIN Semarang
6. Juara
III lomba menulis cerpen Penerbit Alif Gemilang
7.
Finalis 10 Besar lomba cerpen dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Republik Indonesia 2013
Komentar
Posting Komentar