Cerita 4:
Menikmati Masa Sulit & Selevel Lebih Tinggi
Ada saatnya kita menjadi sulit sekali
tersenyum. Terasa sulit untuk bersikap ramah. Seolah-olah dunia dan seisinya
tak lagi bersahabat. Ruang hati yang terasa sempit.
Tetapi saat hati kita yakin kita mampu
mengatasi keadaan seperti di atas, semua yang teralami tiada lagi terasa rumit.
Yang perlu diingat, semua adalah
berpangkal dari Allah.
Mungkin pernah kita bertanya, kenapa hari
ini Allah memberiku sedih?
Mengapa bukan bahagia yang Allah berikan?
Mengapa keadaanku sekarang terasa begitu
melelahkan. Ada saja yang salah. Ada saja yang kurang.
Yuk, sebelum kita menyalahkan segalanya
pada Allah, kita ajak hati kita untuk bertaubat terlebih dahulu. Ucapkanlah
istighfar; Astaghfirullahal adzim....
Mohon ampun pada Allah karena telah
sempat ber-su'udzon (berprasangka buruk) pada Dzat yang telah menciptakan kita dan
mengizinkan kita untuk menikmati bumi dan seisinya ini.
Lalu, angkatlah tanganmu dan bertengadah,
serta lantunkan do'a-do'a dan berdialog dengan-Nya dalam lembut suara
selembut-lembutnya.
Hanya kepada Allah aku bersandar. Kepada Allah
juga kuserahkan segalanya kepada-Mu, duhai Sang Pemimpin kerajaan dari segala
kerajaan.
Janganlah Engkau biarkan aku bergelut
dengan duniaku sendiri tanpa campur tangan-Mu sekerlip matapun.
Karena hidupku takkan mungkin bisa tanpa
pengawasan-Mu. Tanpa-Mu, aku cuma debu.
Lemah.
Untuk itu, janganlah biarkan aku
sendirian...
Setelah itu, mulalah buka pintu pikiran. Karena
pasti ada hikmah dalam setiap kejadian.
Mungkin Allah memberikan kesedihan pada
kita hari ini, agar kita mengerti arti sebuah kebahagiaan.
Allah memberikan keadaan serba sulit,
agar kita lebih bersyukur dengan apapun yang diberi. Tahu bagaimana caranya beranjak dari kehidupan sulit menuju selevel lebih tinggi.
Dan tujuannya hanya satu, agar menjadikan
kita umat-umat yang berjiwa sholih/sholihah.
Insya Allah, ada jalan di setiap
kesulitan. Tetaplah tawakal dan cukup jadikan Allah sebagai sandaran.
Komentar
Posting Komentar