Cerita 6 : Kita Butuh Teman
Siapa
yang bisa hidup tanpa teman? Jawabnya, tidak ada. Kita, yang hidup dunia,
semuanya butuh yang namanya teman. Jangan pernah bermimpi untuk bisa menikmati
hidup sendirian. Tetapi teman yang seperti apa? Yuk, simak dalam hadist
berikut,
Dalam
hadist dikatakan;
“Seseorang itu mengikuti agama temannya,
karenanya hendaklah salah seorang diantara kalian mencermati kepada siapa ia
berteman.” (Hadist Hasan, riwayat Tirmidzi (no. 2387) Ahmad (no. 8212) dan
Abu Dawud (no. 4833) Berkata Abu Isa ; Hadist ini Hasan Gharib)
Dalam
hadist lain pula, Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik
(shalih/shalihah) dan teman yang jahat adalah seperti pembawa minyak wangi dan
peniup api pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan mencipratkan
minyak wanginya itu atau engkau akan membeli darinya atau engkau hanya akan
mencium aroma harumnya itu.
Sedangkan peniup api pandai besi
mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium darinya bau yang tidak
sedap.” (Riwayat Bukhari, Kitab Buyuu’, Fathul Bari 4/323
dan Muslim, Kitab Albir 4/2026)
Sebegitu
peringat Baginda Nabi kita, Muhammad, SAW mengenai memilih teman. Karena dari
teman pula, kepribadian diri kita turut terbentuk. Dari teman, kita bisa saling
bertukar pikiran. Saling tausyiah men-tausyiahi. Dari teman juga, terkadang
ilmu, pengetahuan, wawasan sampai dengan pengalaman kita menjadi
bertambah. Seperti kata dalam sebuah quote, bahwa seribu
teman berarti seribu pengalaman.
Menambah
teman menjadi sangat wajib untuk kita daftarkan dalam deretan kamus hidup
setiap manusia yang hidup. Bayangkan saja, bila hidup kita tanpa kehadiran
teman atau sahabat. Sepanjang hidup hanya dirundung sunyi dan sepi.
Jangan
remehkan kehadiran mereka. Jangan lupa pula untuk menyapa di saat kita butuh
ataupun tidak. Karena hakikat teman bukan hanya saat dibutuhkan, tetapi ada di
saat jauh ataupun dekat.
Seperti
kata seorang teman yang pernah melayangkan pesan singkatnya bagi mengingatkan
saya tentang teman. Katanya, teman/ sahabat itu layaknya bintang, ada
walaupun jauh, terlihat walau tak tergapai. Yaa, begitulah selayaknya kita
berteman. Agar jalinan yang direntang pun semakin erat, tiada punah seiring
terpaan waktu dan usia.
Namun,
jangan pula sampai salah memilih teman, ya.
Pilihlah
teman;
yang
ketika kita lihat wajahnya (atau bertemu dengannya) kita akan senantiasa
teringat/ diingatkan dengan Allah Subhana wata'ala.
yang
ketika kita dengar kata-katanya (saat ia berbicara) bertambahlah ilmu yang kita
punya.
dan,
ketika kita melihat gerak-geriknya, kita akan selalu diingatkan dengan sesuatu
yang amat dekat dengan kita, yakni kematian (yang selalu mengingatkan kita
tentang beribadah).
Mudah-mudahan
masing-masing kita dikarunia teman seperti di atas. Serta selalu berada dalam
jalan yang lurus lagi benar. Aamiin.... Ya, Rabb…
Komentar
Posting Komentar