Wanita mana yang tak ingin segera
menemukan pasangan hidup dunia wal akhirat-nya? Bahkan, sudah sejak 31 Maret
2013 saya juga punya niat ingin sekali menikah muda.
Tidak main-main,
bahkan saya sempat berikrar dalam hati siap untuk menjadi seorang ibu muda di
usia saya yang ke-21 tahun kemarin. Bagi saya, menjadi seorang ibu begitu
mulia. Melahirkan anak-anak soleh nan solehah. Subhanallah... Betapa surga
dunia yang hanya dapat diraih melalui jalur pernikahan. Untuk itulah, mengapa
banyak wanita yang merindu untuk segera menikah. Dan tidak terkecuali saya.
Namun, di ambang batas usia 21 yang
hendak habis, sepertinya Allah Ta'ala masih menghendaki saya untuk menjalani
hidup dalam masa-masa lajang yang terasa begitu panjang. Karena keinginan saya
sudah sangat merindu-rindukan untuk menikah. Secara, karena saya telah merasa
siap. Dan penyebab kedua, secara tinjauan medis usia saya yang sekarang pun
telah terhitung memasuki usia yang dibolehkan untuk menikah dan memiliki
keturunan.
Meski banyak yang bilang menikah itu
tidaklah mudah. Tetapi saya selalu berpikir, tidak mudah bukan berarti tidak
bisa dijalani 'kan?
26 hari lagi. ya, tepat tanggal 31
Maret 2014 nanti, saya akan mengenakan usia saya yang baru. Menjelang
menyongsong angka kembar 22, harapan itu masih senang saya gema-gemakan dalam
hati.
Dan sering juga saya merindukan sosok
yang kelak akan menjadi pendamping hidup di sepanjang hayat. Yang wajahnya pun
sulit saya bayangkan karena memang saya benar-benar tidak tahu siapa yang suatu
saat menyatakan bersedia untuk mengarungi bahtera hidup bersama-sama perempuan
yang terkadang tak luput dari salah dan silaf ini. Meski sekarang sudah
mengupayakan untuk minimalisir dengan cara menjadi wanita sebaik-baiknya
wanita.
Saya yang amat menyadari, bahwa tugas
seorang istri amatlah berat, dan seorang istri yang baik haruslah menjadi
seorang istri yang menyenangkan serta menenangkan hati suaminya. Di sanalah
letak berkali-kali lipat pahala. Yang hanya bisa direngkuh oleh sejoli yang
teringkup dalam biduk bahtera rumah tangga.
Terlebih saya begitu yakin, bahwa Allah
Ta'ala tidak mungkin salah memberikan takdir seseorang. Karena jodoh dan kapan
waktu yang disediakan tidak mungkin tertukar. Dan saya juga tidak pernah kecewa
mengapa Allah tidak kunjung mengabulkan saya menikah di usia 21. karena saya
meyakini ada banyak hikmah yang pantas saya syukuri mengapa sampai sekarang
Allah belum juga menampakkan sosok yang bakal menjadi cinta pertama dan terakhir
saya itu.
Justru dari penantian yang terasa
begitu panjang ini, saya jadi bisa belajar banyak tentang kehidupan, memahami
segala kerumitan hidup sendiri, menjadi sosok wanita yang tegar, berupaya
menjadi wanita yang dewasa lagi sholehah yang bukan dari tampilannya saja
melainkan juga hatinya sambil mempersiapkan diri menjadi sebaik-baiknya
perhiasaan dunia yakni istri sholihah.
Dan setiap hati ini
tiba-tiba rindu menikah, saya selalu berupaya meyakinkan diri. Serta tak lupa
dengan mencoba berbagai ikhtiar. Pun menjelang usia 22 ini, saya tak kunjung
berhenti menyatakan dalam hati, kalau saya benar-benar siap untuk menikah. Saya
siap untuk dibimbing menjadi seorang wanita yang benar-benar sholihah. Dan siap
menerima jawaban-Mu ya, Rabb…
Insha Allah.
♥♥♥♥♥
Komentar
Posting Komentar