Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Cerita 97 : Lelah Hati

Cerita 97 : Lelah Hati Memang sekali-sekali dalam kehidupan, yang namanya kenyataan amat jauh dari harapan. Terkadang membuat hati terasa lelah. Lelah fisik belum seberapa bila dipadu dengan lelah hati. Tetapi sebisa mungkin kita selalu dituntut oleh diri sendiri untuk mengatasi keadaan hati kita sendiri. Ketika lelah hati melanda, apa yang mesti dilakukan?   1. Salah satu cara mengatasi lelah hati, yakni dengan menyalurkan lewat hobi. Dulu. Duluuu... Sekali, bila hati saya lelah saya selalu stand-by di depan alat perekam. Untuk apa? Hehehe... Menyalurkan hobi! Terkadang lelah membutuhkan tempat penyaluran. Bila lelah fisik, biasanya dengan sedikit istirahat akan langsung sirna. Namun, bila hati yang lelah, saya selalu melepaskan dengan menulis atau bernyanyi. Ehem, ehem, meski memang suara saya kurang bagus saat itu, tetapi, toh, saya beruntung memiliki telinga yang belum pernah protes dengan nada-nada sumbang yang keluar dari pita suara saya sendi...

Cerita 96 : Pesan Souvenir di Indiva Media Kreasi

Cerita 96 : Pesan Souvenir di Indiva Media Kreasi Sahabat sedang mencari souvenir  syar'i untuk acara walimahan atau acara lain? Barangkali, souvenir ala Indiva Media Kreasi bisa menjadi pilihan! Untuk pertama kalinya pesan di Indiva Media Kreasi. Meski awalnya ragu-ragu, namun, alhamdulillah... Hari ini pesanan sudah diterima... syukron, ya, Indiva ^_^ Indiva Media Kreasi adalah Penerbit buku Islami yang bertempat di Jalan Sawo Raya No. 10, Jajar, Laweyan, Surakarta.  Yang juga menyediakan al-ma'tsurat cantik dan kumpulan Asma'ul Husna yang bisa dijadikan souvenir untuk para tamu atau para sahabat di acaramu nanti. Pesannya juga mudah, kok,  insya'a Allah , bisa pesan lewat  facebook : Indiva Media Kreasi ( Klik di sini ) atau Twitter @penerbitindiva Atau juga di website resmi Indiva di www.indivamediakreasi.com   E-mail : info@indiamediakreasi.com               i...

Cerita 95 : Untukmu yang Masih Dirahasiakan Allah

Cerita 95 : Untukmu yang Masih Dirahasiakan Allah Untukmu yang Masih Dirahasiakan Allah, Meski terkadang rasa risau mengganggu di waktu-waktu tertentu, Atau jarak dan waktu yang terasa perit dan pahit Namun azzam masih serasa kuat di dekapan Walau kadangkala airmata menggambar diri seolah tak berdaya Namun jauh di lubuk hati, senantiasa ada nama indah Allah yang terukir menguatkan Semua karena Allah. Dan hanya Allah. Adakah seperti itu juga dirimu? Untukmu yang Masih Dirahasiakan Allah, Mungkin raga ini tampak lemah, Tetapi Allah Maha Kuat lagi Menguatkan, Adakah seperti itu juga dirimu? Yang beraga kekar & kuat, Jiwa senantiasa berharap mudah-mudahan hatimu pun sekuat raga yang Allah karuniakan kepadamu (Aamiin) Atas nama perjanjian pada Allah, Maaf bila cara ini terasa menyakitkan, Sungguh, semua ini dilakukan dengan derai airmata yang tak kunjung habis, ...

Cerita 94 : Hanya Karena Allah

Cerita 94 : Hanya Karena Allah Dear Putra/Putri Lupi di Masa Depan  Anak-anakku yang soleh dan soleha dan yang tampan maupun cantik, Terserah kepada kalian mau memanggil kami apa nanti; ayah-bunda boleh, ibu-bapak, umi-abi, atau selain daripada itu. Asalkan itu panggilan baik-baik. Insya'a Allah akan kami sepakati. Di sini mungkin akan sedikit ibu/bunda/umi kalian jabarkan tentang sebuah cerita yang harus kalian tahu kelak bila kalian sudah dewasa. Sesuatu hal yang harus selalu dan selalu kita ingat, bila nanti terciptanya keluarga kecil kita itu semata-mata hanyalah karena Allah. Kita patut bersyukur pada Allah yang sudah menyatukan kita dalam sebuah bingkai keluarga yang insya'a Allah bahagia dan harmonis. Berkat Allah-lah kita memiliki keluarga sebahagia sekarang.  Maka dari itu, jadilah anak-anak ibu/bunda/umi yang soleh-solehah, ya. Karena Allah sudah mengaruniai banyak.... sekali kebaikan. Bahkan, sejak bertemunya ibu/bunda/umi dengan bapak...

Cerita 93 : Menanti

Cerita 93 : Menanti Menanti, adalah satu hal yang membuat hati ini gregetan. Ingin sekali menyeret jarum waktu agar momen "menanti" segera usai. Tapi sayangnya, kalau pun itu bisa dilakukan tidak akan merubah apa-apa. Hehe... Sebegitu sensasinya sebuah penantian. Yang terkadang manis, asam, asin. Semua campur aduk menjadi satu rasa. Rasa terbaik dalam lembar kehidupan.    

Cerita 92 : Cantik Bukan Prioritas

Cerita 92 : Cantik Bukan Prioritas Allah telah menciptakan tiap wanita dengan kecantikan yang sempurna. Bagi wanita yang menyadari, insya'a Allah ia akan mensyukuri betapa Maha Baik Allah mengaruniai setiap wanita dengan kecantikan luar biasa.  Hingga turun perintah Allah kepada kaum Adam untuk menundukkan pandangan, karena Allah sendiri pun lebih mengerti, bahwa kecantikan wanita yang super luar biasa itu mampu menjatuhkan iman lelaki.   Mengutip kata seorang ulama, "Memperbagus cover seringkali membuat kita lupa memperkaya isi." Iya, namun nyaris seluruh wanita di muka bumi mengejar cantik lahiriah ketimbang batiniah. Segala cara ditempuh demi kecantikan. Namun sebenarnya, cantik sejati ialah yang dari lahir hati. Hati yang cantik akan melahirkan pribadi yang cantik pula. Banyak wanita yang cantik secara lahiriah di dunia, namun tidak mampu menjaga kecantikannya dengan baik. Dengan mengumbar-umbarkannya kep...

Cerita 91 : Seperti Boneka Gratisan

Cerita 91 : Seperti Boneka Gratisan Di antara pembaca di sini pernah dirayu dengan SMS begini? " Dik, punya pacar? " "Maaf, gak punya." " Boleh daftar, dong. " "Oo, boleh... Silakan ambil formulirnya sama ortu." "Kenapa harus sama ortu? Sama adek ajalah. Mau kan jadi pacarku? " ":) maaf, gak butuh pacar. Tetapi calon suami. Dan kalau memang serius dan berminat silakan daftar & menghadap ortu buat interview ." (Obrolan pun ditutup. Dan jangan berharap no. hape saya bakal aktif lagi kalau sudah begitu.) Ya, selalu begitu. Berawal dari obrolan kecil, nanya-nanya sesuatu. Sampai nanya ke status. "Sudah punya pacar belum?" Hampir semua kita yang di sini pernah kan mendapat SMS/obrolan langsung menanyakan hal seperti ini? Dan jujur, apa yang kamu rasakan? Senengkah? Hmm... Justru saya kesel. Seperti tidak ada pertanyaan lain.  Mung...

Cerita 90 : Cover Your Feet!

Cerita 90 : Cover Your Feet! Satu ini sering terlupakan. Bahkan oleh saya, menyampul anggota badan satu ini terasa berat sekali. Lebih senang mengenakan sepatu/sendal yang simpel sebagai penutup kaki. Padahal, punggung kaki masih turut terbuka. Apalagi bila memakai sendal yang tidak ada penutup di bagian jari-jemarinya.  Sementara, untuk memasang kaos kaki di setiap mau bepergian rasanya kok malas sekali... Padahal bukan untuk bepergian jauh.  Dan terkadang terpaksa memanjang-manjangkan rok hingga menutup punggung kaki. Saking malasnya. Karena hanya beberapa meter dari rumah. Mau mengisi pulsa misalkan.  Heyyy, padahal berapa menit lah lamanya memasang kaos kaki? Tetapi perlahan-lahan, alhamdulillah terbiasa. Bahkan sepasang kaos kaki selalu stand-by di dekat sepatu yang ada. Biar makin mudah mencari & mengenakannya kapanpun.  Upaya "menyampul" kaki ini bukan tanpa sebab tentunya, karena merupak...